Cara Mengatasi Pencahayaan Tanaman Indoor - Untuk mensiasati pencahayaan tanaman indoor di rumah, kantor, clan hotel dapat digunakan cahaya artifisial dari lampu. Lampu tersebut selain menjadi elemen dekorasi, juga berfungsi untuk merawat dan meningkatkan laju pertumbuhan tanaman.
Komposisi cahaya lampu ini tidak hanya ditujukan pada tanaman, namun juga mempertimbangkan cahaya yang bisa memuaskan mata manusia. Cahaya tersebut menyoroti dengan jelas warna daun clan bunga tanaman indoor. Blended light lamps produk Philips (bukan promosi ya) sangat cocok untuk keperluan ini. Lampu tersebut menggunakan kawat pijar untuk menolak bara.
Lampu blended light dilengkapi bola lampu pijar clan tabung merkuri high pressure. Kandungan cahaya biru yang menyinari tanaman akan mencegah efek pemanjangan sel/ jaringan.
Yang perlu diperhatikan, letak lampu harus persis di atas tanaman clan berjarak cukup. Jadi panas yang dihasilkan oleh pencahayaan lampu tidak menyebabkan kekeringan. Minimum level pencahayaan yang dibutuhkan tanaman permanen adalah 1.000 lux.
Selain untuk tanaman indoor, lampu produk Philips juga banyak digunakan untuk komoditas hortikultura. Di Eropa, terutama Negeri Belanda, lampu merupakan komponen utama dalam budidaya bunga potong. Pemakaian lampu dalam skala luas juga ditemui pada nurseri-nurseri besar di sana.
Cahaya artifisial juga dipakai untuk menambah cahaya siang hari di rumah kaca. Cahaya ini akan meningkatkan level pencahayaan untuk fotosintesis. Fotoperiodisme sebagai salah satu proses penting pada tanaman juga dapat ditingkatkan efektifannya dengan cara ini. Di laboratorium yang notabene tidak ada cahaya, cahaya artifisial merupakan alternatif utama untuk menumbuhkan tanaman percobaan.
Untuk maksud-maksud di atas, pemilihan tipe lampu untuk masiug-masing tanaman tergantung tujuan penanaman. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti level penyinaran, distribusi penyinaran, karakteristik fotoperiodik, kebutuhan lingkungan tanaman, penambahan atau penggantian cahaya siang hari, tempat yang tersedia, dan biaya.
Komposisi cahaya lampu ini tidak hanya ditujukan pada tanaman, namun juga mempertimbangkan cahaya yang bisa memuaskan mata manusia. Cahaya tersebut menyoroti dengan jelas warna daun clan bunga tanaman indoor. Blended light lamps produk Philips (bukan promosi ya) sangat cocok untuk keperluan ini. Lampu tersebut menggunakan kawat pijar untuk menolak bara.
Lampu blended light dilengkapi bola lampu pijar clan tabung merkuri high pressure. Kandungan cahaya biru yang menyinari tanaman akan mencegah efek pemanjangan sel/ jaringan.
Yang perlu diperhatikan, letak lampu harus persis di atas tanaman clan berjarak cukup. Jadi panas yang dihasilkan oleh pencahayaan lampu tidak menyebabkan kekeringan. Minimum level pencahayaan yang dibutuhkan tanaman permanen adalah 1.000 lux.
Selain untuk tanaman indoor, lampu produk Philips juga banyak digunakan untuk komoditas hortikultura. Di Eropa, terutama Negeri Belanda, lampu merupakan komponen utama dalam budidaya bunga potong. Pemakaian lampu dalam skala luas juga ditemui pada nurseri-nurseri besar di sana.
Cahaya artifisial juga dipakai untuk menambah cahaya siang hari di rumah kaca. Cahaya ini akan meningkatkan level pencahayaan untuk fotosintesis. Fotoperiodisme sebagai salah satu proses penting pada tanaman juga dapat ditingkatkan efektifannya dengan cara ini. Di laboratorium yang notabene tidak ada cahaya, cahaya artifisial merupakan alternatif utama untuk menumbuhkan tanaman percobaan.
Untuk maksud-maksud di atas, pemilihan tipe lampu untuk masiug-masing tanaman tergantung tujuan penanaman. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti level penyinaran, distribusi penyinaran, karakteristik fotoperiodik, kebutuhan lingkungan tanaman, penambahan atau penggantian cahaya siang hari, tempat yang tersedia, dan biaya.